Skrining penyakit menular seksual untuk klamidia dan gonore direkomendasikan satu tahun sekali.
Berita Terbaru
Kegiatan screening HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS dan pembagian kondom pd pekerja dgn risiko tinggi tertular penyakit menular seksual
Diunggah oleh Admin Puskesmas Mpunda Kota Bima
Tanggal Kamis,23 Februari 2023
1. Skrining PMS untuk klamidia dan gonore
Anda dianjurkan untuk menjalani skrining, apabila:
- Anda adalah wanita yang aktif secara seksual dan berusia di bawah 25 tahun.
- Anda wanita berusia lebih dari 25 tahun dan berisiko mengidap penyakit kelamin (misal, Anda berganti pasangan seksual atau memiliki pasangan seksual lebih dari satu).
- Anda seorang pria yang pernah berhubungan seks dengan pria lain.
- Anda mengidap HIV.
- Anda pernah terlibat dalam aktivitas seksual atas dasar paksaan.
Skrining PMS khusus klamidia dan gonore dilakukan melalui tes urine atau tes usab (swab test) pada penis atau pada rahim.
2. Skrining HIV, sipilis, dan hepatitis
Skrining IMS khusus HIV direkomendasikan untuk dilakukan setidaknya satu kali seumur hidup, termasuk dalam check-up rumah sakit rutin mulai dari usia 15-65 tahun. Orang-orang yang berusia sekitar 15 tahun atau kurang dari itu diharuskan menjalankan skrining jika mereka berada pada risiko yang sangat tinggi terhadap infeksi menular seksual (IMS). Skrining HIV dilakukan setiap tahun jika Anda berisiko tinggi terhadap infeksi.
Berikut kelompok orang yang perlu menjalankan skrining penyakit menular seksual seperti HIV, sifilis, dan hepatitis:
- Terdiagnosis positif mengidap penyakit kelamin lain yang berarti Anda berisiko lebih besar terhadap penyakit lainnya.
- Memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang sejak skrining terakhir.
- Menggunakan narkotika suntik.
- Anda seorang pria dan pernah berhubungan seks dengan pria lain.
- Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
- Anda pernah terlibat dalam aktivitas seksual atas dasar paksaan.
Skrining sifilis dilakukan dengan uji darah atau tes usap dari sampel jaringan genital Anda.
Skrining HIV dan hepatitits hanya membutuhkan uji darah.
3. Skrining infeksi menular seksual untuk herpes genital
Herpes genital atau herpes oral adalah infeksi virus yang mudah ditularkan bahkan jika orang tersebut tidak menunjukkan gejala apapun.
Hingga saat ini belum ada skrining penyakit menular seksual yang spesifik untuk mendeteksi herpes.
Akan tetapi, dokter bisa melakukan biopsi (sampel jaringan) dari kutil atau luka lecet untuk memeriksa herpes.
Sampel ini kemudian dianalisis lebih lanjut di laboratorium. Ketika hasil tes skrining IMS negatif bukan berarti Anda tidak memiliki herpes.
Biasanya, dokter menyarankan Anda untuk melakukan uij darah.
Hanya saja, hasil pemeriksaan tersebut tidak bisa pasti karena tergantung dari tingkat sensitivitas tes dan stadium infeksi yang Anda alami.
Masih terdapat peluang kesalahan dalam hasil skrining infeksi menular seksual untuk herpes.
4. Skrining penyakit menular seksual HPV
Beberapa tipe human papillomavirus (HPV) bisa mengakibatkan kanker rahim, sedangkan jenis lainnya bisa menyebabkan kutil kelamin.
Orang-orang yang terinfeksi HPV bisa saja tidak menunjukkan tanda dan gejala sama sekali.
Virus ini umumnya hilang dalam 2 tahun sejak kontak pertama. Skrining infeksi menular seksual untuk HPV untuk pria belum tersedia.
Menurut Mayo Clinic, biasanya HPV pada pria didiagnosis dari pemeriksaan visual oleh dokter atau biopsi dari kutil genital.
Sementara untuk wanita, skrining penyakit menular seksual yang perlu dilakukan yakni:
Pap test
Tes untuk memeriksa adanya pertumbuhan sel abnormal di dalam rahim.
Pap test direkomendasikan dilakukan oleh wanita setiap tiga tahun sekali mulai usia 21-65 tahun.
Tes HPV
Tes HPV biasanya dilakukan sebagai tindak lanjut bagi wanita usia 30 tahun ke atas setelah melakukan pap test.
Jadwal tes HPV dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali jika pap test sebelumnya tergolong normal.
Wanita berusia 21-30 tahun akan disarankan tes HPV bila menunjukkan hasil abnormal pada pap test terakhir.
HPV juga dikaitkan dengan kanker vulva, vagina, penis, anus, serta kanker mulut dan tenggorokan.
Vaksin HPV bisa melindungi wanita dan pria dari beberapa jenis infeksi HPV, tetapi hanya efektif jika diberikan sebelum memulai aktivitas seksual.